Nama Michelle Agyemang kini menjadi sorotan utama di kancah sepak bola wanita Eropa. Penyerang berusia 19 tahun ini, yang baru saja menyelamatkan juara bertahan Inggris dari ambang eliminasi di semifinal Piala Eropa Wanita 2025, menuai pujian setinggi langit dari rekan-rekan setimnya. 

Gol penyama kedudukan di menit-menit akhir waktu normal melawan Italia tidak hanya menunjukkan ketenangan dan insting mencetak golnya, tetapi juga menegaskan statusnya sebagai super-sub yang mampu mengubah jalannya pertandingan.

Gol Krusial yang Menyelamatkan Inggris

Dalam pertandingan semifinal yang mendebarkan melawan Italia, Inggris tertinggal 0-1 hingga menit-menit akhir waktu normal. Ketika kekalahan tampaknya sudah di depan mata, pelatih Sarina Wiegman memasukkan Michelle Agyemang di menit ke-85. Keputusan itu terbukti jitu.

Pada menit ke-90+6, Agyemang berhasil mencetak gol penyama kedudukan yang krusial, memanfaatkan bola liar di dalam kotak penalti setelah kiper Italia gagal mengamankan umpan silang. Gol tersebut memaksa pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu, di mana Inggris akhirnya menang 2-1 melalui gol Chloe Kelly.

Ini bukan kali pertama Agyemang menjadi penyelamat. Di perempat final melawan Swedia, ia juga mencetak gol penyama kedudukan yang membawa Inggris ke adu penalti, yang kemudian mereka menangkan.

Baca juga: Chloe Kelly Bersyukur Atas Momen Dramatis Bawa Inggris ke Final

Pujian dari Rekan Setim dan Pelatih

Performa Agyemang yang luar biasa di momen-momen krusial telah membuatnya mendapatkan pujian dari seluruh tim. Chloe Kelly, pencetak gol kemenangan melawan Italia, tidak ragu untuk memberikan sanjungan.

"Dia pemain yang luar biasa dan dunia ada di bawah kakinya, pemain muda dengan masa depan cerah dan saya sangat mendukungnya," kata Chloe Kelly.

"Anda bisa melihatnya ketika dia masuk," kata bek Inggris Lucy Bronze. "Para pemain bertahan takut padanya."

"Dia merasa tak terelakkan saat ini," tambah kapten Leah Williamson.

Wiegman juga mengakui bakat dan kematangan Agyemang. "Dia punya sesuatu yang istimewa. Dia baru berusia 19 tahun, dia sangat dewasa, dia tahu persis apa yang harus dia lakukan," kata Wiegman.

"Ketika kami harus mengandalkannya sebagai pemain target, dia menjaga bola dengan sangat baik. Bahkan ketika Anda melihatnya membentur mistar gawang, itu bukan sekadar tembakan, dia memang mengincarnya. Jika dia terus seperti ini, dia punya masa depan yang sangat cerah."

Dari Ball Girl Menuju Bintang Masa Depan

Kisah Michelle Agyemang semakin inspiratif mengingat latar belakangnya. Pada 2021 lalu, ia adalah seorang ball girl di Wembley pada laga Inggris di Kualifikasi Piala Dunia, menyaksikan para pahlawannya bermain. Kini, ia sendiri menjadi pahlawan bagi tim nasionalnya.

Meskipun karier klubnya di Arsenal dan masa peminjamannya di Watford serta Brighton sempat diwarnai tantangan, Agyemang telah menunjukkan bahwa ia memiliki mentalitas baja dan kemampuan untuk bersinar di panggung terbesar.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!