Kenapa Italia Tidak Masuk Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi turnamen besar tanpa kehadiran salah satu raksasa sepak bola dunia, Italia. Azzurri, yang baru saja menjuarai Euro 2020 setahun sebelumnya, secara mengejutkan gagal lolos ke turnamen terbesar itu.
Bagi publik Italia, ini adalah kekecewaan mendalam karena menjadi kali kedua berturut-turut mereka absen di Piala Dunia setelah kegagalan di Rusia 2018.
Perjalanan di Kualifikasi: Awal yang Menjanjikan
Italia tergabung di Grup C kualifikasi zona Eropa bersama Swiss, Irlandia Utara, Bulgaria, dan Lithuania. Awalnya, tim besutan Roberto Mancini tampil meyakinkan.
Baca juga: Dukung Pemain Italia Merantau, Buffon: Serie A Tak Lagi Jadi Tujuan Utama
Mereka tidak terkalahkan di babak grup dalam delapan pertandingan, namun terlalu banyak hasil imbang yang merugikan dengan total empat hasil imbang. Hasil seri melawan Swiss serta imbang kontra Bulgaria, serta di laga terakhir melawan Irlandia Utara, membuat mereka gagal mengamankan posisi puncak grup. Hasil itu memaksa Italia melaju ke jalur play-off.
Malapetaka di Play-off
Nasib Italia ditentukan di babak play-off. Pada Maret 2022, mereka menghadapi Makedonia Utara di Palermo.
Banyak yang memperkirakan kemenangan mudah bagi Gli Azzurri, namun kenyataan berkata lain. Dominasi sepanjang laga tidak berbuah gol, dan secara tragis Aleksandar Trajkovski mencetak gol di menit ke-92 untuk Makedonia Utara.
Italia kalah 0-1 di kandang sendiri, hasil yang memastikan mereka gagal melangkah ke Qatar.
Baca juga: Siapa Juara Piala Dunia 2006
Faktor Penyebab Kegagalan
Beberapa faktor utama menjadi sorotan atas kegagalan ini:
1. Ketergantungan pada Pemain Senior
Meski juara Euro 2020, sebagian besar skuad Italia masih mengandalkan pemain yang sama saat kualifikasi. Pemain-pemain seperti Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci sudah memasuki usia senja dalam sepak bola, dan serta pemain muda berbakat tidak mendapatkan waktu bermain.
2. Masalah di Lini Depan
Italia kesulitan mencetak gol dalam laga-laga penting. Ciro Immobile, yang tampil tajam di level klub, gagal meneruskan ketajamannya di tim nasional. Selain itu, Italia kekurangan striker kelas dunia seperti yang pernah mereka miliki di masa lalu.
3. Tekanan Mental dan Rasa Puas Diri
Setelah sukses besar di Euro 2020, tim seolah kehilangan rasa lapar. Beberapa pertandingan kualifikasi melawan tim yang di atas kertas lebih lemah justru berakhir dengan hasil imbang.
4. Kesalahan Taktik dan Pemilihan Pemain
Roberto Mancini tetap mendapat dukungan publik, tetapi beberapa keputusannya dalam hal rotasi dan pilihan starting XI dianggap tidak efektif. Ketergantungan pada formasi dan pemain yang sama terkadang membuat Italia mudah ditebak lawan.
5. Kurangnya Pemain Bintang Baru di Serie A
Serie A saat ini tak lagi menjadi liga yang mendominasi Eropa seperti era 1990-an atau awal 2000-an. Banyak pemain muda Italia sulit mendapatkan kesempatan reguler di klub besar, sehingga berdampak pada kualitas tim nasional.
Luka yang Sulit Dilupakan
Kegagalan ini memperpanjang periode kelam Azzurri di Piala Dunia. Italia, yang pernah empat kali juara dunia (1934, 1938, 1982, 2006), kini harus menelan kenyataan pahit absen di dua edisi beruntun.
Masa Depan Sepak Bola Italia
Meski gagal di Qatar, Italia terus berbenah. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menekankan regenerasi dengan mengorbitkan pemain muda seperti Giovanni Leoni, Francesco Pio Esposito, hingga Riccardo Calafiori. Target utama mereka adalah memastikan tempat di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Italia mungkin gagal hadir di Qatar, namun sejarah dan tradisi mereka sebagai salah satu kekuatan sepak bola dunia tetap menjadi dorongan untuk bangkit kembali.