Federasi Sepak Bola Swedia (SvFF) yang menunjuk mantan manajer West Ham United dan Chelsea, Graham Potter, sebagai pelatih kepala tim nasional pria Swedia pada Senin (20/10). Penunjukan ini bukan sekadar pergantian pelatih biasa, melainkan sebuah perjudian besar, dengan Potter diberi misi utama dan kontrak berjangka pendek guna menyelamatkan kualifikasi Piala Dunia 2026.

Penunjukan ini datang kurang dari sebulan setelah Potter dipecat oleh West Ham United pada 27 September 2025, menyusul awal musim 2025-26 Premier League yang mengecewakan. Setelah hanya bertahan sembilan bulan di London Stadium, karier Potter di tingkat klub tampaknya membutuhkan penyegaran, dan dia menemukannya di kancah internasional.

Kontrak Kilat untuk Misi Penyelamatan

Berbeda dengan proyek jangka panjang yang biasa ia jalani, Potter menandatangani kontrak awal yang hanya mencakup lima bulan. Kesepakatan ini akan diperpanjang secara otomatis hanya jika Swedia berhasil lolos ke babak play-off atau ke putaran final Piala Dunia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Misi ini adalah operasi penyelamatan. Swedia, yang baru saja memecat Jon Dahl Tomasson setelah tiga kekalahan beruntun, berada di dasar Grup B kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan hanya satu poin dari empat pertandingan. Tugas pertama Potter adalah memimpin timnya dalam dua pertandingan kualifikasi terakhir di bulan November, melawan Swiss dan Slovenia.

Baca juga: Potter Buka Pintu Latih Tim Nasional Swedia

"Saya merasa sangat rendah hati dengan tugas ini, tetapi juga sangat terinspirasi," ujar Potter, yang pernah menghabiskan tujuh tahun sukses di klub Swedia, Östersunds FK, dari 2011 hingga 2018. 

"Swedia memiliki pemain-pemain fantastis yang bermain di liga terbaik dunia setiap minggunya. Tugas saya adalah menciptakan kondisi agar kami sebagai tim memberikan performa terbaik untuk membawa Swedia ke Piala Dunia."

Warisan yang Harus Diperbaiki

Penunjukan ini membawa Potter kembali ke negara yang menjadi titik balik karier manajerialnya. SvFF berharap filosofi sepak bola Potter yang berorientasi pada penguasaan bola, fleksibilitas taktis, dan fokus pada pembangunan tim akan mengembalikan performa para bintang Swedia yang saat ini dinilai tampil di bawah standar, seperti penyerang Alexander Isak (Liverpool) dan Viktor Gyökeres (Arsenal).

Kegagalan Potter di West Ham—di mana ia hanya memenangkan enam dari 25 pertandingan setelah mengambil alih pada Januari 2025—kini menjadi masa lalu. 

Baca juga: Swedia Pecat Tomasson Setelah Bencana di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Panggung tim nasional, dengan intensitas pertandingan yang lebih jarang, mungkin menjadi lingkungan yang tepat bagi pelatih asal Inggris ini untuk merefleksikan dan menerapkan ide-ide taktisnya tanpa tekanan harian dari kompetisi liga yang brutal.

Bagi Swedia, ini adalah upaya terakhir untuk memanfaatkan bakat generasi emas mereka. Bagi Graham Potter, ini adalah kesempatan yang diberikan takdir untuk membuktikan bahwa ia masih termasuk di antara pelatih paling cerdas di dunia sepak bola. Misi sudah dimulai, dan hasilnya harus segera terlihat.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!