Langkah persiapan Tim Nasional Brasil menuju Piala Dunia FIFA 2026 terus dihantui keraguan. Seleção, yang baru saja mengamankan hasil imbang 1-1 melawan Tunisia di Stade Pierre-Mauroy, Lille, pada Rabu (19/11) dini hari WIB, gagal menunjukkan performa meyakinkan meskipun memiliki dua peluang emas dari titik penalti untuk meraih kemenangan.

Hasil imbang ini, yang datang setelah kekalahan 2-3 dari Jepang bulan lalu dan menang tipis 2-0 atas Senegal serta hanya finis kelima di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan, semakin menambah kekhawatiran pelatih Carlo Ancelotti tentang inkonsistensi timnya menjelang turnamen global.

Kebuntuan Lini Serang, Pertahanan Terekspos

Brasil memulai pertandingan dengan starting eleven yang bertabur bintang, termasuk kuartet penyerang Vinícius Júnior, Rodrygo Goes, Matheus Cunha, dan talenta muda sensasional Estêvão. Namun, Seleção tampak lamban dan kesulitan menembus blok pertahanan Tunisia yang terorganisir dengan baik.

Bencana terjadi pada menit ke-23. Setelah kesalahan di lini pertahanan Brasil, full-back Tunisia Ali Abdi melepaskan umpan cerdas yang disambut oleh Hazem Mastouri. Striker Dynamo Makhachkala itu mempertahankan ketenangannya untuk menaklukkan kiper Bento dan memberi Tunisia keunggulan mengejutkan 1-0.

Brasil harus berterima kasih pada VAR menjelang akhir babak pertama. Setelah tinjauan handball di kotak terlarang Tunisia, wasit memberikan penalti. Estêvão, yang baru berusia 18 tahun dan tengah on fire, melangkah maju dan dengan percaya diri menembakkan bola ke sudut kanan atas gawang, menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke-44. Itu adalah gol internasional kelima bagi sang wonderkid.

Baca juga: Ancelotti Sebut Chelsea Beruntung Miliki Estevao

Kegagalan Paquetá Menambah Frustrasi Ancelotti

Carlo Ancelotti berusaha mengubah dinamika tim di babak kedua dengan memasukkan Vitor Roque dan melakukan rotasi lini tengah. Namun, masalah Brasil tetap sama: menciptakan banyak peluang, Seleção tercatat memiliki 22 tembakan tetapi minim ketajaman.

Peluang emas untuk meraih kemenangan datang di menit ke-78 ketika Vitor Roque memenangkan penalti kedua setelah dijatuhkan oleh Ferjani Sassi. Namun, drama terjadi saat Lucas Paquetá, yang baru masuk sebagai pemain pengganti, mengambil tugas eksekusi alih-alih Estêvão.

Upaya Paquetá yang melambung jauh di atas mistar gawang Dahmen memastikan Brasil kehilangan kesempatan untuk membalikkan keadaan.

Di menit-menit akhir, Estêvão kembali menjadi ancaman, dengan tembakan berbahaya yang hanya membentur tiang gawang, hampir saja melengkapi comeback yang gagal terwujud.

Baca juga: Gabriel Cedera Otot Paha Kanan, Arsenal Ketar-ketir Jelang Derbi London Utara

Cedera Éder Militão dan Tanda Tanya Pertahanan

Satu-satunya hal yang lebih mengkhawatirkan daripada ketidakmampuan Brasil untuk memaksimalkan peluang adalah cedera yang dialami bek tengah Éder Militão di babak kedua. Pemain Real Madrid itu harus ditarik keluar karena cedera otot, menambah daftar masalah di lini belakang Brasil yang rapuh.

Hasil ini menjadi penutup kalender 2025 yang kurang memuaskan bagi Brasil di bawah Ancelotti. Tim Samba meninggalkan Prancis dengan lebih banyak teka-teki taktis dan tanda tanya mengenai mentalitas finishing mereka, daripada kepastian menjelang Piala Dunia.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!