Piastri Ungkap Gelar Junior Jadi Bekal untuk Hadapi Perebutan Juara F1

Dalam perebutan gelar juara dunia Formula 1 2025 yang semakin memanas, pembalap McLaren, Oscar Piastri, mengakui bahwa pengalaman juara di seri junior adalah bekal utamanya.
Konsistensi, ketenangan, dan naluri balap yang tajam yang ia tunjukkan di F1 bukanlah hal baru, melainkan hasil dari kerja keras bertahun-tahun di Formula 3 dan Formula 2.
Piastri, yang kini bersaing ketat dengan rekan setimnya, Lando Norris, untuk memperebutkan trofi paling bergengsi, menyebut masa lalunya telah membiasakannya dengan tekanan.
Transisi Mulus dari Junior ke F1
Oscar Piastri adalah salah satu dari sedikit pembalap yang mampu memenangkan Formula Renault, Formula 3, dan Formula 2 secara berturut-turut. Rekornya yang tanpa cela ini bukan hanya menunjukkan kecepatan, tetapi juga mentalitas seorang juara. Transisi dari seri junior ke F1 menuntut adaptasi pada balapan yang lebih kompleks, dan Piastri merasa pengalamannya sangat membantu.
"Dalam banyak hal, rasanya cukup mirip dengan kejuaraan yang pernah saya ikuti sebelumnya. Saya rasa perbedaan besarnya adalah ini pertama kalinya saya benar-benar bersaing ketat dengan rekan setim untuk memperebutkan gelar juara," ujar Piastri kepada Motorsport.com.
Ia menjelaskan bahwa di Formula 2, manajemen ban dan strategi menjadi sangat penting, dengan adanya dua balapan per akhir pekan. Semua pelajaran itu terbukti sangat berguna saat ia melangkah ke F1.
“Saya pernah balapan melawan Logan Sergeant untuk memperebutkan gelar juara di F3, tetapi sebelum masuk ke F1, situasinya jauh lebih sederhana. Tidak ada pit stop, tidak ada strategi, semuanya murni untuk keluar dan mencoba mengalahkan satu sama lain serta finis di depan satu sama lain.”
"Di F1, ada kerumitan tambahan berupa strategi. Ada banyak hal berbeda yang dapat memengaruhi hasil, jadi dinamikanya cukup berbeda dalam beberapa hal.”
Baca juga: Norris Yakin Pengalaman Bisa Bawa Gelar Formula 1 2025
Menghadapi Persaingan Sengit dengan Lando Norris
Musim 2025 menjadi ujian terberat bagi Piastri karena ia tidak hanya melawan pembalap dari tim lain, tetapi juga berduel sengit dengan Norris.
Persaingan internal ini menuntut pendekatan yang berbeda, di mana kemenangan menjadi mata uang paling berharga.
"Di posisi kami saat ini, Anda tidak bisa hanya mencetak poin secara konsisten. Anda harus tetap mengalahkan semua pembalap lain karena pada akhirnya kami sering memperebutkan posisi pertama dan kedua di akhir pekan,” tambahnya.
"Dan jika Anda terus-menerus finis di posisi kedua, Anda bisa bilang, ya, itu soal konsisten finis dan mencetak poin bagus, tetapi jika pembalap itu menang, jika pembalap lain memenangkan semua balapan, maka Anda tahu, dia juga konsisten."
Ketenangan dan Konsistensi sebagai Senjata Rahasia
Analisis dari para ahli F1 juga menguatkan pernyataan Piastri. Ralf Schumacher, mantan pembalap F1, melihat Piastri telah mengatasi kelemahan-kelemahan kecilnya dari musim lalu dan kini berada di level yang sama dengan Norris.
"Sebelumnya saya akan mengatakan Lando adalah pembalap yang lebih komplet, tetapi Oscar telah mengatasi kelemahannya dari tahun lalu," ujarnya kepada Bild.
Baca juga: Zak Brown Senang Laurent Mekies Gantikan Christian Horner di Red Bull
"Dia terlalu keras pada ban dan tidak bisa mengimbangi kecepatan balapan. Sekarang dia memiliki saraf yang kuat dan cepat. Saya melihat keduanya berada di level yang sama.”
"Satu kali gagal finis atau satu kesalahan dapat menentukan Kejuaraan Dunia. Saya melihat bahaya Oscar mengambil terlalu banyak risiko ketika dia melihat gelar di depannya. Itu terkadang bisa salah."
Dengan selisih poin yang sangat tipis, pertarungan antara Piastri dan Norris diprediksi akan berlangsung hingga seri terakhir. Dan bagi Piastri, bekal dari masa-masa juniornya adalah senjata rahasia yang mungkin saja bisa membawanya mengukir sejarah sebagai Juara Dunia F1 pertamanya.