Horner Akui Terkejut Dipecat dari Red Bull

Christian Horner mengakui terkejut dengan pemecatan dari kursi Prinsipal Tim Red Bull Racing pada Rabu (9/7).
Dalam sebuah pidato perpisahan yang penuh emosi kepada staf tim, Horner mengungkapkan bahwa pemecatannya dari posisi CEO Red Bull F1 "datang sebagai kejutan besar".
Akhir Era yang Tak Terduga di Milton Keynes
Horner, yang merupakan salah satu figur paling ikonik dan berkuasa di paddock F1, menyampaikan kabar kepergiannya langsung kepada para karyawan di markas tim.
Dalam pidatonya, ia tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada setiap anggota tim, mengakui kontribusi mereka dalam membangun Red Bull menjadi kekuatan dominan seperti sekarang.
"Kemarin saya diberitahu oleh Red Bull bahwa, secara operasional, saya tidak akan lagi terlibat dengan bisnis atau tim yang akan datang setelah pertemuan ini," kata Horner.
“Saya akan tetap bekerja di perusahaan ini, tetapi secara operasional, tongkat estafet akan diserahkan. Dan itu tentu saja mengejutkan saya, tetapi yang saya punya waktu untuk lakukan adalah merenungkannya selama kurang lebih 12 jam terakhir. Dan saya ingin berdiri di hadapan Anda semua untuk menyampaikan berita ini dan menyampaikan rasa terima kasih saya kepada setiap anggota tim yang telah memberikan begitu banyak selama 20 setengah tahun terakhir saya di sini.”
Dua Dekade Membangun Dinasti
Horner telah memimpin Red Bull sejak 2005 saat usianya masih 31 tahun, membawa mereka meraih enam gelar Konstruktor dan delapan Kejuaraan Pembalap.
Ia memimpin Red Bull mendominasi Formula 1 selama dua periode, dengan Sebastian Vettel dan timnya memenangkan empat gelar juara pembalap dan konstruktor berturut-turut dari tahun 2010-2013.
Baca juga: Horner Didepak dari Red Bull Setelah Mengabdi Selama 20 Tahun
Lalu di era Max Verstappen, Red Bull memenangkan empat gelar juara pembalap terakhir dari tahun 2021-2024, serta juara konstruktor pada tahun 2022 dan 2023.
"Ketika saya tiba 20 tahun yang lalu, dengan sedikit uban, saya masuk ke dalam tim. Saya tidak tahu apa yang diharapkan, tetapi saya langsung disambut,” tambahnya.
“Dan dari dua gedung yang terbengkalai, kami mulai membangun apa yang menjadi pusat kekuatan di Formula 1. Menyaksikan dan menjadi bagian dari tim ini telah menjadi hak istimewa terbesar dalam hidup saya.”
Masa Depan Red Bull Tanpa Horner
Kepergian Horner, terutama dengan cara yang mengejutkan, tentu akan menimbulkan pertanyaan besar tentang arah dan stabilitas Red Bull Racing di masa depan. Dengan Laurent Mekies yang kini mengambil alih kemudi, tim akan memasuki babak baru tanpa arsitek utamanya.
Karier Horner di dalam dan luar trek memang penuh gejolak. Setelah musim dominan pada 2023, di mana Red Bull 21 kali menang dari 22 balapan, performa tim anjlok di tengah dominasi McLaren.
Lalu juga terdapat tuduhan perilaku tidak pantas yang dilayangkan kepadanya pada Februari 2024 oleh seorang rekan kerja wanita telah yang ditolak setelah banding diajukan musim panas lalu. Horner membantah tuduhan tersebut.
Bagaimana transisi ini akan memengaruhi performa tim di lintasan, terutama dalam persaingan ketat dengan rival-rival mereka, akan menjadi salah satu cerita paling menarik untuk diikuti di sisa musim ini dan musim-musim mendatang.