Alcaraz Sebut Rivalitas dengan Sinner Beda Level

Carlos Alcaraz menyebut rivalitasnya dengan Jannik Sinner berada dalam level yang berbeda, usai keduanya bertemu di final Grand Slam untuk dua kali beruntun.
Dalam pertemuan terakhir mereka, Sinner mengukir namanya dalam sejarah usai petenis Italia itu menundukkan Alcaraz dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 pada Minggu (13/7), untuk merebut trofi Wimbledon perdananya dan mahkota Grand Slam keempatnya.
Persaingan Alcaraz-Sinner Beda Level
Pernyataan Alcaraz ini bukan tanpa dasar. Dalam beberapa bulan terakhir, Alcaraz dan Sinner telah menyajikan serangkaian pertandingan epik yang memukau dunia.
Sebelumnya, final French Open yang mendebarkan bulan lalu, diikuti oleh pertarungan sengit di final Wimbledon yang baru saja usai.
Di Paris, Alcaraz berhasil keluar sebagai pemenang dalam lima set, namun Sinner membalasnya dengan gemilang di London, merebut gelar Grand Slam perdananya di All England Club.
"Setiap kali kami bertanding, saya rasa level kami sangat tinggi. Kami tidak melihat level seperti ini... Saya tidak melihat pemain lain yang bertanding satu sama lain memiliki level yang sama seperti kami saat berhadapan," tambah Alcaraz.
Rivalitas Alcaraz dan Sinner memang salah satu yang ditunggu-tunggu, setelah pensiunnya Roger Federer, Rafa Nadal, dan Andy Murray dalam beberapa tahun terakhir, serta Novak Djokovic yang berada di penghujung kariernya.
Baca juga: Taklukkan Alcaraz, Sinner Rebut Gelar Wimbledon
Pertarungan Sengit di Wimbledon
Pertarungan sengit di lapangan rumput ikonik London ini menampilkan tenis kelas dunia dari kedua pemain muda tersebut. Alcaraz, juara bertahan dua kali, memulai dengan kuat, merebut set pertama dan menunjukkan mengapa ia adalah salah satu kekuatan dominan di olahraga ini.
Namun, Sinner menunjukkan ketenangan dan ketahanan yang luar biasa, secara bertahap mengambil alih kendali pertandingan. Dengan servis yang presisi, forehand yang mematikan, dan pertahanan yang tak kenal lelah, Sinner membalikkan keadaan, memenangkan tiga set berikutnya secara berurutan.
“Rivalitas ini semakin membaik... kami bermain di final Grand Slam, final Masters, dan turnamen-turnamen terbaik dunia. Ini akan semakin membaik,” tambahnya.
"Saya sangat bersyukur karena ini memberi saya kesempatan untuk memberikan 100% kemampuan saya di setiap latihan, setiap hari, untuk menjadi lebih baik. Level yang harus saya pertahankan dan tingkatkan jika ingin mengalahkan Jannik sangat tinggi."
Hasil ini membuat keduanya telah berbagi delapan dari sembilan gelar Grand Slam terakhir, dengan masing-masing memenangkan empat gelar.
Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!