Ranieri Puas dengan Semangat Roma

Claudio Ranieri menegaskan tidak memahami alasan Bologna memprotes keputusan penalti di akhir laga dan memuji Roma yang selalu memberikan usaha maksimal mereka.
Rekap Pertandingan
Pertandingan antara Roma dan Bologna berlangsung intens. Roma terlihat kehilangan momentum setelah memimpin lebih dulu lewat Alexis Saelemaekers, sebelum Bologna membalas dengan dua gol cepat dari Thijs Dallinga dan Lewis Ferguson.
Namun, keputusan penalti kontroversial di menit akhir membuat Artem Dovbyk mencetak gol penyeimbang dan menyelamatkan Roma dengan skor akhir 2-2.
Ranieri menanggapi protes Bologna dengan santai. “Di babak pertama kami mengendalikan permainan.
“Saya tidak tahu kenapa mereka protes, karena itu jelas penalti, sama seperti penalti yang mereka dapatkan.”
“Bahkan ada pelanggaran terhadap Saelemaekers,” ujar Ranieri kepada Sky Sport Italia.
Ia juga mengakui Bologna sempat mengancam mencetak gol ketiga. “Ketika kami hampir mencetak gol kedua, mereka bermain baik untuk menyamakan kedudukan, dan ada 10 menit ketika mereka bisa mencetak gol lagi,” tambahnya.
Roma Tidak Pernah Menyerah
Ranieri memuji mentalitas para pemainnya yang pantang menyerah. “Tim ini tidak pernah menyerah, dan saya suka itu. Para pemain layak dipuji untuk sikap seperti itu. Selama mereka memberikan segalanya, saya senang,” ungkapnya.
Namun, Ranieri sedikit kecewa dengan tempo permainan. “Di babak pertama, kami terlalu lambat mengalirkan bola, dan itu menguntungkan Bologna. Saya puas dengan poin yang kami dapat, tetapi kecewa karena saya ingin tempo yang lebih cepat dan keinginan lebih besar untuk menang. Tapi kalau tidak bisa menang, hasil imbang lebih baik daripada kalah,” katanya.
Dovbyk, Penentu di Akhir Laga
Saat penalti terakhir diberikan, Paulo Dybala sudah ditarik keluar, sehingga tanggung jawab besar jatuh pada Artem Dovbyk. Ranieri percaya pada kemampuan pemain asal Ukraina tersebut.
“Dia salah satu penendang penalti kami, bersama Dybala dan Paredes. Penalti selalu seperti lotre, terutama di menit tambahan, tapi Dovbyk punya kepala yang dingin, jadi wajar jika dia mengambilnya,” jelas Ranieri.
Gol ini bisa menjadi titik balik bagi Dovbyk, yang sejauh ini kesulitan mengulangi performa apiknya di LaLiga musim lalu.
“Benar dia tidak sering menembak, tetapi kami juga perlu memberikan servis yang sesuai dengan gaya permainannya.”
“Kami perlahan mulai melibatkannya lebih banyak. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kami melakukannya dengan motivasi dan determinasi,” pungkas Ranieri.