Gasperini Kritik VAR dalam Supercoppa Kontra Inter Milan

Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, mengkritik keputusan VAR setelah kekalahan timnya 2-0 dari Inter di Supercoppa Italiana yang digelar di Riyadh.
Gasperini menyebut keputusan tersebut "absurd" dan menyatakan bahwa pertandingan ini menunjukkan "Italia mengekspor versi buruk dari VAR."
VAR dan Keputusan Kontroversial
Turnamen Final Four Supercoppa di Saudi Arabia seharusnya menjadi kesempatan untuk mempromosikan sepak bola Italia di luar negeri, namun bagi Gasperini, pertandingan ini malah menonjolkan sisi buruk dari sepak bola Italia.
Denzel Dumfries mencetak kedua gol untuk Inter, sementara sebuah gol Ederson dibatalkan karena keputusan VAR yang kontroversial.
Gasperini mengungkapkan ketidakpuasannya, "Tidak mudah untuk menciptakan peluang melawan Inter, tapi permainan berubah dengan gol absurd setelah tendangan sudut yang tidak ada," katanya dalam konferensi pers.
"Itu bukan tendangan sudut, Stefan de Vrij offside dan berdiri di depan kiper, ditambah ada pelanggaran jelas dari Dumfries terhadap Giorgio Scalvini, yang didorong dengan kedua tangan."
"Ini adalah versi buruk dari VAR yang diekspor Italia, yang menghabiskan tujuh menit memeriksa offside Charles De Ketelaere, tapi tidak melihat ketiga situasi jelas ini."
Keputusan Tak Terduga dalam Susunan Pemain
Gasperini juga mendapat kritik atas keputusan tak terduganya dalam menentukan susunan pemain, dengan meninggalkan De Ketelaere, Ademola Lookman, dan Ederson di bangku cadangan sampai setelah gol pertama.
"Kami melakukan apa yang kami inginkan," tegas Gasperini. "Terkadang kami jatuh dalam perangkap Inter dan kehilangan bola dengan mudah, tapi mereka tim hebat dan kami menutup celah di antara kami.”
“Saya harus memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi pemain kesempatan bermain, seperti Nicolò Zaniolo yang belum pernah bermain sejak awal musim, dan Lazar Samardzic yang hanya bermain beberapa kali."
"Saya tidak bisa selalu memulai De Ketelaere dan Lookman di setiap pertandingan, itu akan menjadi masalah. Masalahnya adalah, kamu selalu bertanya mengapa pemain-pemain ini tidak dimainkan, lalu ketika saya bermainkan mereka, kamu bertanya mengapa yang lainnya tidak bermain. Kamu tidak bisa keluar dari mentalitas ini."
Menghadapi Inter yang Kuat
Gasperini juga ditanya soal catatan buruknya melawan pelatih Inter, Simone Inzaghi, setelah kalah tujuh kali berturut-turut.
"Kesulitannya adalah Inter memiliki pemain hebat dan organisasi yang sangat baik. Kami selalu bermain untuk menang, dan itu berjalan buruk pada Agustus lalu dengan kekalahan 4-0, jadi dalam situasi seperti itu, kamu harus regroup, menghargai kualitas lawan, dan mencoba menjadi lebih kompetitif."
Inter kini akan berhadapan dengan pemenang semifinal lainnya antara Juventus dan Milan pada Senin, 6 Januari, di final Supercoppa Italiana.
Atalanta sendiri tak akan berlaga di perebutan tempat ketiga, jadi mereka akan kembali ke rumah setelah pertandingan ini.