Suasana San Siro terasa berbeda saat Inter Milan menjamu Feyenoord di leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Selasa malam. 

Biasanya penuh dengan suara dukungan menggema dari Curva Nord, kali ini justru terasa sunyi. Ultras Inter memilih melakukan protes diam sebagai bentuk kekecewaan terhadap harga tiket yang dinilai terlalu mahal.

San Siro Seperti Stadion Tandang di Awal Laga

Saat laga dimulai, suasana stadion terasa aneh. Alih-alih teriakan semangat dari fans tuan rumah, justru suporter Feyenoord yang mendominasi atmosfer stadion. Suara nyanyian mereka menggema, membuat San Siro terasa seperti kandang lawan bagi Inter.

Namun, suasana ini langsung berubah ketika Marcus Thuram mencetak gol cepat untuk Inter. Gol tersebut akhirnya memicu letupan pertama dari fans Inter yang sebelumnya memilih diam.

Baca Juga: "Robin van Persie Keluhkan Penalti ‘Meragukan’ untuk Inter"

Protes Dimulai Sejak Sebelum Kick-Off

Menurut laporan FcInterNews, aksi protes ini sebenarnya sudah dimulai sebelum pertandingan dimulai. Sebuah spanduk besar terpampang di luar stadion, menyoroti kebijakan harga tiket yang dianggap merugikan fans setia Inter.

Pesan yang tertulis di spanduk tersebut secara langsung mengkritik manajemen klub:

"Sepak bola milik para fans," kebohongan yang selalu diulang. Enam puluh lima euro mencerminkan rasa malu kalian."

Hanya Bertahan 20 Menit, Curva Nord Kembali Bernyanyi

Beruntung bagi pasukan Simone Inzaghi, aksi protes ini hanya berlangsung selama 20 menit pertama pertandingan. Setelah itu, Curva Nord kembali menyanyikan chants khas mereka, mengembalikan atmosfer khas San Siro yang menakutkan bagi tim lawan.

Dengan dukungan penuh dari fans, Inter akhirnya menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan 2-1 dan memastikan tiket ke perempat final Liga Champions dengan agregat 4-1.

Harga Tiket Mahal, Masalah Lama di Sepak Bola Eropa

Protes terhadap harga tiket bukanlah hal baru di dunia sepak bola, terutama di Eropa. Fans sering mengkritik klub yang semakin komersial dan menetapkan harga tiket yang tidak terjangkau bagi pendukung setia mereka.

Kasus di Inter ini menunjukkan bahwa bahkan di klub sebesar Nerazzurri, hubungan antara manajemen dan fans tetap rentan jika keputusan finansial tidak berpihak pada suporter.

Kini, dengan Inter lolos ke perempat final dan siap menghadapi Bayern Munich, pertanyaannya adalah: Apakah manajemen akan mendengar suara fans dan menyesuaikan harga tiket? Atau apakah aksi protes seperti ini akan kembali terjadi di laga-laga besar berikutnya?

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official YukSports DISINI!