San Mamés Tak Tertembus, Athletic Club Tahan Juara Bertahan PSG Tanp Gol
Dalam sebuah pertunjukan ketahanan, disiplin, dan kegemilangan individu, Athletic Club berhasil menahan imbang raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), dengan skor 0-0 di Estadio San Mamés pada matchday ke-6 Fase Liga UEFA Champions League 2025/26. Hasil ini bukan hanya satu poin berharga bagi tim Basque, tetapi juga sebuah pernyataan tegas yang membuktikan bahwa benteng bersejarah San Mamés tetap menjadi salah satu tempat paling sulit untuk ditaklukkan di Eropa.
Meskipun PSG, yang datang tanpa bintang utamanya Ousmane Dembélé karena cedera, mendominasi penguasaan bola secara signifikan (mencapai 72%) dan melepaskan 18 tembakan, mereka berulang kali membentur tembok pertahanan yang terorganisir dan, yang paling utama, kiper yang berada di puncak performanya.
Simon Sang Pahlawan
Jika ada satu nama yang pantas diukir dalam sejarah pertemuan ini, itu adalah penjaga gawang Athletic Club, Unai Simón. Kiper internasional Spanyol itu tampil gemilang, menggagalkan setidaknya empat peluang emas PSG yang seharusnya berbuah gol.
Simón membuat penyelamatan krusial, terutama di babak kedua, ketika ia menepis dua tembakan jarak dekat Senny Mayulu dan dua tembakan dari Fabián Ruiz. Kegagalan dalam mengkonversi peluang, yang terlepas dari kecemerlangan Simón, menunjukkan adanya sedikit keraguan di lini depan Les Parisiens tanpa kehadiran Dembélé.
Baca juga: Frank Jagokan Vitinha Raih Ballon d’Or Usai Ukir Hat-trick ke Gawang Spurs
Momen paling dramatis bagi Les Parisiens terjadi di babak kedua. Penyerang muda Bradley Barcola, berhasil melewati pertahanan Athletic, namun tembakannya hanya mampu menghantam mistar gawang. Barcola, yang terlihat menjadi ancaman paling nyata bagi PSG malam itu, harus pulang dengan rasa frustrasi yang mendalam, mencerminkan ketidakmampuan timnya untuk menembus pertahanan yang terorganisir dengan rapi.
Serangan PSG Tumpul
Bagi tim Paris asuhan Luis Enrique, hasil imbang ini akan terasa seperti kehilangan dua poin. Meskipun dominasi teritorial mereka luar biasa dan kembalinya pemain kunci, mereka kekurangan ujung tombak akhir yang tajam yang diperlukan untuk memecah kebuntuan. Absennya penyelesaian klinis yang diakui terasa jelas, di mana serangan sering kali berakhir dengan tembakan spekulatif atau umpan silang ke kotak penalti yang penuh sesak.
Sementara pergerakan lini tengah mereka yang diatur oleh Warren Zaïre-Emery mengalir lancar, umpan terakhir sering kali salah sasaran, atau, yang lebih penting, menemukan seragam merah-putih menghalanginya. Barcola dan seluruh lini serang frustrasi sepanjang malam oleh low block Athletic yang menolak untuk ditarik keluar dari posisi.
"Pertandingan ini sangat istimewa, jenis pertandingan yang berbeda dengan atmosfer seperti ini melawan tim dari pot 4. Itu berarti pertandingan ini seharusnya mudah, tetapi kita bisa melihat bahwa di undian kita, tidak ada tim yang mudah,” kata Enrique.
“Saya pikir kami memulai pertandingan dengan baik, tidak ada penurunan performa, tetapi di babak kedua kami jauh lebih baik. Mereka sedikit lebih lelah dan kami bisa saja memenangkan pertandingan."
Baca juga: Parade 8 Gol, Hattrick Vitinha Bawa PSG Menang 5-3 atas Spurs
PSG Masih Aman
Hasil imbang 0-0 ini menempatkan PSG di posisi ketiga klasemen Fase Liga Champions dengan 13 poin dari enam pertandingan, di belakang pimpinan klasemen Arsenal. Athletic Club, meski tetap berada di posisi ke-28, menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang sulit ditaklukkan dan siap menjadi batu sandungan bagi tim-tim besar yang memandang remeh Liga Champions musim ini.
Bagi PSG, hasil ini menjadi alarm bahaya kecil. Klub yang memiliki aspirasi untuk memenangkan Liga Champions ini gagal mencetak gol meski mendominasi, menyoroti ketergantungan mereka pada beberapa pemain kunci dan perlunya ketajaman yang lebih klinis di depan gawang. Luis Enrique harus mencari solusi cepat untuk meningkatkan efisiensi serangan timnya menjelang babak sistem gugur.