Salah Dicoret dari Skuad Liverpool vs Inter Pasca Kritik Pedas Terhadap Slot

Mohamed Salah telah sepenuhnya dikeluarkan dari skuad Liverpool yang terbang ke Milan untuk menghadapi Inter Milan pada laga krusial Liga Champions pada Rabu (10/12) dini hari WIB.

Keputusan tersebut, yang dikonfirmasi oleh klub, muncul segera setelah kritik publik yang luar biasa dari superstar Mesir itu terhadap manajer Arne Slot dan hierarki Liverpool, di mana ia mengisyaratkan merasa klub telah mengambinghitamkan dirinya atas performa buruk the Reds musim ini.

Dari Ikon Jadi Sumber Perpecahan

Ketegangan, yang telah memanas selama berminggu-minggu di tengah serangkaian hasil buruk bagi juara bertahan Premier League itu, meledak setelah hasil imbang 3-3 yang mengecewakan melawan Leeds United akhir pekan lalu.

Salah, yang tidak bermain sepanjang laga dan duduk di bangku cadangan dalam tiga laga terakhir, mengeluarkan pernyataan yang sangat jujur, mengisyaratkan keruntuhan total dalam hubungannya dengan pelatih asal Belanda itu.

“Saya sudah berkali-kali bilang kalau hubungan saya dengan manajer baik, tapi tiba-tiba hubungan kami jadi renggang,” kata Salah.

Baca juga: Salah Merasa Dikhianati, Isyaratkan Perpisahan dengan Liverpool

"Entah kenapa, tapi menurut saya, sepertinya ada yang tidak menginginkan saya di klub ini. Sepertinya klub ini sengaja mengambinghitamkan saya. Begitulah perasaan saya. Saya rasa jelas ada yang ingin menyalahkan saya sepenuhnya.”

Implikasinya jelas, pemain paling berpengaruh di klub itu di era modern merasa dirinya dijadikan kambing hitam atas kemerosotan tim saat ini, yang membuat mereka terperosok jauh di luar empat besar Premier League.

Slot Tindak Tegas

Respons Liverpool, yang diambil setelah berkonsultasi penuh dengan Slot, adalah upaya yang jelas dan tegas untuk menegaskan otoritas manajer. 

Meskipun sumber-sumber mengindikasikan belum ada tindakan disipliner formal yang dijatuhkan terhadap sang penyerang, tindakan mengeluarkannya dari pertandingan Liga Champions yang sangat penting di San Siro yang ikonis sudah berbicara banyak.

Klub percaya bahwa periode singkat jauh klub adalah demi kepentingan terbaik semua pihak, memungkinkan situasi mereda setelah rangkaian insiden yang berisiko merusak masa jabatan Slot pada saat kritis. Slot, berbicara pada konferensi pers pra-pertandingan di Milan, memberikan respons yang singkat namun tegas terhadap situasi tersebut.

"Biasanya saya tenang dan sopan, tetapi itu tidak berarti saya lemah," tegas Slot. "Ketika seorang pemain mengatakan hal-hal seperti itu, kami harus bereaksi sebagai sebuah klub. Dan Anda bisa lihat dia tidak ada di sini."

Baca juga: Wayne Rooney Sebut Reaksi Mo Salah Hancurkan Warisan di Liverpool

Yang penting, ketika ditanya apakah pemain berusia 33 tahun itu telah memainkan pertandingan terakhirnya untuk klub, Slot menjawab: "Saya tidak tahu, saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini pada saat ini."

Tugas di Depan Mata

Bagi Liverpool, waktu krisis ini tidak bisa lebih buruk. Mereka harus bertandang untuk menghadapi Inter Milan yang sedang dalam performa tinggi dan fokus, sementara The Reds kini harus menghadapi tugas menakutkan untuk mengamankan hasil vital Liga Champions tanpa jimat dan pencetak gol utama mereka. 

Absennya Salah hanya memperburuk daftar cedera yang kian panjang, dengan Cody Gakpo, Federico Chiesa, dan Wataru Endo juga dicoret dari perjalanan ke Italia.

Pertandingan berisiko tinggi ini sekarang mengambil dimensi yang sama sekali berbeda. Ini bukan lagi hanya pertarungan Eropa; ini adalah ujian bagi otoritas Arne Slot dan persatuan skuad yang tersisa. Fokus bergeser ke pemain seperti Alexander Isak, Dominik Szoboszlai, dan talenta-talenta baru yang kini harus membuktikan kemampuan mereka di kancah San Siro.

Spekulasi transfer seputar Salah, yang sudah marak dengan tautan ke Liga Pro Saudi, kini diperkirakan akan mencapai puncaknya menjelang jendela transfer Januari. Saat tim bersiap untuk ujian terbesar mereka musim ini, pertanyaan di benak setiap penggemar Liverpool sangat jelas: Apakah ini hanya tindakan sementara, atau akhir yang pahit dari salah satu era paling ikonis di Premier League?