James Vowles Sebut Logan Sargeant Bisa Jadi Juara Dunia, Tapi Bukan di Formula 1

Bos tim Williams James Vowles menyebut mantan pembalapnya Logan Sargeant bisa menjadi juara dunia, namun bukan di Formula 1.
Sargeant bergabung dengan Williams mulai musim 2023 lalu. Namun ia kehilangan kursinya pada pertengahan musim 2024 ini.
Menyusul crash di GP Belanda, Vowles memutuskan untuk mendepak pembalap Amerika Serikat 23 tahun tersebut dan menggantikannya dengan pembalap junior asal Argentina Franco Colapinto.
Performa Sargeant memang tidak begitu memuaskan selama satu setengah musim di Williams. Ia kerap kalah dari rekan setimnya Alex Albon dan hanya satu kali menembus ke 10 besar, yang diraih di GP Amerika dengan menempati posisi ke-10.
Vowles lalu menjelaskan kenapa dirinya tidak membuat keputusan lebih cepat, meski sudah terkesan dengan performa Colapinto pada sesi FP1 di GP Inggris.
Colapinto pun tampil gemilang dalam tiga balapannya bersama Williams. Setelah finis di posisi ke-12 di Monza, ia berhasil meraih posisi ke-8 di Baku, dan satu tempat di belakang untuk meraih poin di Singapura.
“Prioritas utama saya untuk tim bukanlah siapa yang menjadi pembalap, tetapi memastikan kami memberikan mobil pada tingkat performa yang tepat, layak untuk Alex dan layak untuk siapa pun yang kami tempatkan, yang dapat memberikan poin, dan kami belum melakukannya sampai saat itu,” jelasnya dalam podcast Beyond The Grid.
“Mobil yang kami miliki, kami mencetak beberapa [poin] sesekali, tetapi itu bukan mobil yang layak untuk maju. Pada titik itu – yaitu Zandvoort – kami telah memberikannya, saya jelaskan kepada Logan dan sepanjang jalan bahwa Anda harus mendapatkan setiap poin yang tersedia bagi kami, dan mobil harus menjadi mobil yang kami miliki di akhir balapan [karena] kami tidak memiliki cukup mobil cadangan.”
“Itulah intinya. Sampai saat itu, ada saat-saat di mana ia memiliki performa dan saat-saat di mana ia tidak. Yang saya inginkan adalah pernyataan yang tepat, ‘Di sinilah posisi kami, kami sekarang berada dalam posisi di mana kami dapat memberikan poin’, mari kita lakukan itu sebagai sebuah tim.”
Insiden mencengangkan terjadi pada GP Australia ketika Albon crash pada sesi latihan. William sendiri tidak memiliki mobil cadangan dan Sargeant pasrah meminjamkan mobilnya pada sesi kualifikasi dan balapan.
Situasi tersebut tentu menjadi pukulan bagi pembalap manapun. namun Vowles memastikan Sargeant bisa kembali bangkit dan menemukan kepercayaan dirinya.
“Pada balapan berikutnya ia kembali ke posisi yang kuat,” tambah Vowles.
"Menurut saya, Logan telah memberikan segalanya yang dimilikinya, tetapi tidak pada level yang tepat atau nilai yang tepat untuk apa yang kami butuhkan – sesederhana itu.”
“Itu bukan karena dia kurang percaya diri, atau kurang bersemangat, atau kurang termotivasi... Dia akan menghabiskan waktu sebanyak yang dia bisa untuk membuat dirinya lebih cepat, tetapi dia sudah mencapai akhir dari apa yang mampu dia capai."
Formula 1 memang menjadi puncak karier bagi pembalap roda empat. Namun masih banyak ajang atau kompetisi balap lainnya yang tak kalah jauh prestisiusnya seperti IndyCar atau World Endurance Championship.
“Tidak diragukan lagi. Ia termasuk dalam 20 pembalap teratas di olahraga balapan, yang akan menjadi kontroversial jika mengatakannya, dan akan ada banyak orang yang sangat frustrasi dengan hal itu, tetapi itulah levelnya,” tegas Vowles.
“Ia hanya tertinggal 0,1 atau 0,2 detik. Pada tahun-tahun sebelumnya, selisih 0,1 atau 0,2 detik akan membuat Anda tetap berada di posisi yang tepat, [tetapi] sekarang tidak lagi – selisih itu membuat Anda mundur lima peringkat. Ia benar-benar memiliki kemampuan untuk menjadi juara di banyak kejuaraan lainnya, tidak diragukan lagi.”