Jorge Martin Lega Bisa Akhiri Kutukan di Mandalika
Pembalap Pramac Jorge Martin mengakui lega bisa mengakhiri kutukan di sirkuit Mandalika dengan berhasil meraih kemenangan di GP Indonesia, Minggu (29/9) siang WIB.
Pemuncak klasemen pembalap musim ini memiliki tekanan besar karena dua kali retired di Mandalika pada 2022 dan 2024 lalu.
Situasi diperparah ketika pembalap Spanyol 26 tahun ini crash di sesi sprint sehari sebelumnya dan gagal meraih poin.
Untungnya Martin berhasil menebus kesalahan tersebut dengan langsung memimpin di sesi balapan utama GP Indonesia pada lap pertama.
Pembalap yang musim depan akan bergabung dengan Aprilia ini tampil dominan dan tanpa celah sepanjang balapan, finis di depan debutan Pedro Acosta (GasGas Tech3) dan pesaing utama kejuaraan Francesco Bagnaia (Ducati).
"Hari ini saya berhasil membalas dendam," canda Martin. "Saya berhenti dan mencium lantai, karena menurut saya lebih baik jika Anda jatuh lalu menang, daripada jika Anda menang di kedua balapan!”
"Balapan yang sulit, tidak hanya karena kecelakaan kemarin, tetapi juga kecelakaan musim lalu.”
"Sisi mentalnya benar-benar rumit dan sekitar lap ke-13 saya mulai merasa ada yang aneh dengan tahun lalu, tetapi setelah melewati bagian balapan itu semuanya baik-baik saja.”
"Di Tikungan 16 [tempat ia jatuh di sprint], saya benar-benar berusaha mengaturnya dengan baik dan tidak membuat kesalahan yang sama seperti kemarin, jadi saya senang saya belajar dari kesalahan saya."
In a league of its own! 🚀@88jorgemartin wins in Mandalika to extend his Championship lead! 👊#IndonesianGP 🇮🇩 pic.twitter.com/mz2QtpUhde
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) September 29, 2024
Hasil ini jelas meningkatkan kepercayaan diri Martin, usai melihat Bagnaia menjadi juara di sesi sprint.
Bagnaia sendiri sejatinya jauh tertinggal dan sempat berada di posisi keenam. Namun drama di depannya membuatnya naik ke posisi ketiga.
Martin sendiri nyaman di depan dan berhasil mengatasi kesalahan yang dilakukannya saat sprint. Ia juga tidak terlibat dalam drama yang berada di belakangnya, dalam balapan yang hanya menyisakan 12 pembalap yang menyentuh garis akhir.
Hasil ini membuat Martin kini unggul 21 poin dari Bagnaia dengan lima balapan tersisa.
“Saya sangat percaya diri dengan selisih 1,4 detik dan kemudian ia mulai mengejar,” lanjutnya. “Saya cukup tenang dan mencoba mempertahankan kecepatan yang sama, tetapi ia mulai mengejar saya hingga [hampir] 0,6 detik.”
“Pada suatu titik saya menemukan kecepatan lebih di bagian pertama lintasan sehingga saya mulai membangun sedikit celah. Terkadang saya mengambil risiko untuk menambah celah tetapi saya tetap memegang kendali.”
Kesalahan di sesi sprint juga membuatnya belajar untuk tidak terlalu percaya diri di balapan selanjutnya di Motegi, Jepang.
"Mari kita pertahankan momentum, setiap akhir pekan balapan berbeda dan akhir pekan ini saya mungkin terlalu percaya diri," tambahnya.
"Saya merasa sangat kuat dan semuanya berjalan begitu baik sehingga saya terlalu percaya diri, lalu saya membuat kesalahan, jadi saya harus lebih waspada."