Pembalap Red Bull Max Verstappen mengungkapkan masa-masa buruk dalam beberapa bulan terakhir sudah berlalu.

Pada awal musim 2024, Verstappen digadang-gadangkan untuk kembali menjadi juara dunia berkat performa gemilang, dengan meraih empat kemenangan dalam lima balapan pertama.

Namun perlahan-lahan Verstappen dan Red Bull mendapatkan perlawanan dari pembalap Ferrari dan McLaren.

McLaren menjadi tim dengan mobil tercepat dalam beberapa musim terakhir. Tim yang bermarkas di Woking ini kemudian menyalip Red Bull untuk menduduki posisi pertama pada klasemen pembalap.

Verstappen yang merupakan juara dunia tiga kali beruntun ini kemudian gagal menduduki podium teratas sejak GP Spanyol pada Juni lalu.

Pada balapan terakhir, Verstappen hanya mampu berada di posisi kedua, berjarak 20 detik dari salah satu pembalap McLaren Lando Norris yang menjadi pemenang.

Meski begitu, Verstappen saat ini masih berada di posisi pertama pada klasemen pembalap dengan 331 poin, dengan Norris di posisi kedua memiliki 279 poin dengan enam balapan tersisa.

Dalam wawancara bersama Motorsport.com usai balapan, Verstappen mengungkapkan soal perjalanan dirinya bersama Red Bull pada musim ini.

“Awalnya saya juga terkejut, tetapi jika Anda melihat apa saja masalah kami, maka saya sepenuhnya memahaminya," kata Verstappen. 

"Pada suatu titik, kami telah mengambil arah yang salah. Tim lain belum menghadapi titik tersebut atau mereka mengembangkan mobil dengan cara yang sedikit berbeda. Itu selalu sulit untuk dinilai."

Verstappen mengungkapkan perubahan pada perkembangan mobilnya yang berbeda dari mobil dominan pada musim lalu.

Seperti yang diketahui, Verstappen dan Red Bull begitu dominan. Dari 22 balapan, pembalap 27 tahun meraih 19 kali kemenangan, mencetak rekor dengan 21 podium dalam satu musim. Ia juga meraih persentase 86,36 kemenangan dalam satu musim, mengalahkan rekor Alberto Ascari pada tahun 1952.

Red Bull juga mencetak rekor dengan 21 kali menang dari 22 balapan, dengan persentase kemenangan sebesar 95,45 persen, mengalahkan rekor McLaren pada 1988.

"Awalnya saya menyadari bahwa sensasinya sangat berbeda dari mobil tahun lalu dalam hal keseimbangan," jelas Verstappen.

"Saat itu mobil kami masih jauh lebih cepat daripada mobil lain, atau mungkin saya harus mengatakan bahwa mobil lain tidak begitu bagus saat itu, jadi pada tahap itu kami masih bisa mengimbangi kesulitan kami.

“Dalam balapan setelah itu, keadaan semakin buruk. Pada satu titik mobil kami sangat sulit dikendarai dan pada saat yang sama mobil lain membuat kemajuan nyata."

Untungnya perkembangan mobil Red Bull sudah membaik sejak balapan di Baku. Verstappen berharap hal tersebut menjadi mula bangkitnya Red Bull pada musim ini.

“Ya, rasanya lebih baik. Itu sudah merupakan langkah yang baik bagi kami. Saya rasa kami bergerak ke arah yang benar sekarang, butuh waktu,” tambahnya.

“Anda tidak dapat membalikkan keadaan seperti ini dalam satu atau dua minggu. Namun saya rasa tim juga senang dengan apa yang mereka lihat di Baku.”

Balapan selanjutnya akan berlangsung di Austin, Amerika Serikat, pada Senin (21/10) dini hari mendatang. Balapan tersebut disebut sebagai awal mula bangkitnya Red Bull.

“Ya, sejujurnya saya pikir begitu. Semoga kita dapat terus membuat langkah-langkah baik dari sini,” tutupnya.