Mattia Binotto mengakui tantangan berat di masa depan untuk membawa Audi menjadi juara dunia Formula 1.

Seperti yang diketahui, Audi telah mengambil alih kepemilikan tim Sauber dan akan menjajal kompetisi darat roda empat tersebut pada musim 2026 mendatang dengan membawa nama pabrikan asal Jerman tersebut.

Dengan akuisisi tersebut juga terdapat perubahan struktur organisasi di mana Binotto, mantan bos tim Ferrari, akan menjadi Kepala Operasi dan Kepala Teknis. Ia mengambil alih jabatan yang dipegang oleh Andreas Seidl dan Oliver Hoffmann.

Binotto sendiri paham akan tantangan berat yang ada di depan matanya untuk membawa timnya berada di papan atas klasemen.

"Ini bukan hanya tentang mendaki gunung besar, ini tentang mendaki Gunung Everest. Ini akan memakan waktu beberapa tahun," kata Binotto kepada BBC Sport.

"Tujuan kami adalah pada akhir dekade ini untuk dapat berjuang demi kejuaraan."

Sauber sendiri menjadi tim terburuk di F1 pada musim ini, menjadi satu-satunya tim yang gagal meraih poin.

Meski memiliki sejarah panjang, Sauber sendiri juga tidak memiliki rekor yang begitu cemerlang. Dalam lima musim terakhir, mereka tiga kali mengakhiri musim di dasar klasemen konstruktor.

Tim yang didirikan Peter Sauber ini meraih hasil terbaik pada 2007 dan 2008, saat mereka menduduki posisi kedua dan ketiga klasemen akhir.

Jadi meski Audi nantinya telah mengambil alih penuh sistem operasional tim, dengan membangun sendiri mesin dan chasis, hasil di lintasan tidak akan berubah dalam semalam.

“Ketika Anda di sini dan mulai memperhatikan detailnya, semakin Anda melihat, semakin Anda menyadari di mana Anda berada dan apa perbedaan utamanya dengan apa yang saya ketahui sebelumnya dari Ferrari,” tambah Binotto.

"Tentu saja ada banyak jarak dan perbedaan dan kesenjangannya besar.”

"Kesenjangannya besar karena dimensi, jumlah orang, pola pikir, peralatan, dan fasilitas. Apa pun yang Anda lihat, itu benar-benar membandingkan tim kecil dengan tim papan atas."

Binotto memulai kariernya bersama Ferrari sejak pertengahan 1990-an lalu. Ia kemudian mendapatkan promosi dan akhirnya menjadi kepala tim pada 2019.

Pria berusia 54 tahun ini sendiri sudah memulai tugasnya pada 1 Agustus dan kerap menghabiskan waktunya di markas Sauber di Swiss dan dan markas Audi di Jerman.

"Kolaborasi ini tentu akan membuahkan hasil," kata Binotto.

"Saya tidak berpikir ada tumpang tindih, saya tidak melihat adanya masalah. Sebaliknya, saya pikir memiliki seorang pakar yang luar biasa seperti dia dari dunia balap dan saya sendiri di pabrik akan membuat tim lebih kuat."

Binotto juga mengatakan proses rumit transisi tim menjadi salah satu faktor hasil buruk yang diraih Sauber pada musim ini.

“Ketika Audi membeli beberapa saham dan memiliki program untuk menjadi pemilik penuh di masa mendatang, secara internal beberapa rencana telah dilakukan, beberapa rencana strategis telah dibahas dan ditetapkan tetapi belum terlaksana. Jadi Sauber telah berada dalam ketidakpastian untuk sementara waktu,” jelasnya.

"Kedua, tentu saja katakanlah sebagian fokus dan energi dicurahkan untuk tahun 2026, untuk mencoba memastikan Audi siap memulai pada tahun 2026, dan itu mengalihkan sebagian energi pada jalur pengembangan normal untuk tahun 2024 dan 2025."

Meski sulit untuk langsung menjadi penantang gelar juara dunia, Binotto mengatakan target realistisnya adalah untuk mendapatkan peningkatan setiap tahunnya.